A.
Latar Belakang Masalah
Konsep Good Corporate Governance (GCG) semakin
banyak dikemukakan oleh para praktisi bisnis sebagai salah satu alat untuk
mencegah terjadinya kasus keuangan. Salah satu komponen yang berperan penting
dalam proses penerapan tata kelola perusahaan yang baik adalah komite audit.
Peranan komite audit dalam menjamin kualitas pelaporan keuangan perusahaan
telah menjadi sorotan sejak terjadinya skandal akuntansi yang menjadi perhatian
publik.Penelitian-penelitian di Indonesia yang mengulas tentang karakteristik
komite audit jumlahnya masih sangat terbatas. Selain itu, hasil dari kedua
penelitian di Indonesia sebelumnya tidak konsisten dengan penelitian yang
dilakukan di luar Indonesia. Hal ini mendorong dilakukannya penelitian lebih
lanjut tentang pengaruh komite audit terhadap manajemen laba yang akan lebih
menekankan pada karakteristik komite auditnya. Penelitian-penelitian terdahulu
telah membukukan adanya pengaruh yang signifikan antara karakteristik komite
audit terhadap manajemen laba
B. Rumusan Masalah
Untuk menguji pengaruh independensi dan efektifitas komite audit terhadap
manajemen laba adapun rumusan masalahnya yaitu
-
Apakah
pengaruh independensi dan efektifitas komite audit memiliki hubungan terhadap manajemen
laba …?
C. Metodelogi penelitian
Untuk menguji pengaruh independensi dan efektifitas komite audit terhadap
manajemen laba adapun metode penelitiannya yaitu
·
H1
: Independensi komite audit berpengaruh negatif terhadap Discretionary
Accruals (DACC).
·
H2
: Keahlian komite audit di bidang keuangan berpengaruh negatif dengan Discretionary
Accruals (DACC).
·
H3
: Frekuensi pertemuan komite audit berpengaruh negatif terhadap Discretionary
Accruals (DACC).
·
H4
: Komitmen waktu komite audit berpengaruh negatif terhadap Discretionary
Accruals (DACC).
D. Konstruksi Argumen
Komite Audit adalah Komite yang dibentuk oleh Dewan Komisaris untuk
membantu Dewan Komisaris dalam menjalankan fungsi pengawasan terhadap kinerja
Direksi dan Tim Manajemen sesuai dengan prinsip-prinsip GCG sedangkan manajemen laba mencakup
usaha manajemen untuk memaksimumkan atau meminimumkan laba, termasuk perataan
laba sesuai dengan keinginan manajer.
Koefisien determinasi (R2) dari hasil pengujian menunjukkan nilai sebesar 0,146. Artinya variasi
yang terjadi pada variable independent hanya dapat menjelaskan 14,6% variasi
yang terjadi pada variable dependennya. Sedangkan sisanya dijelaskan oleh
faktor lain di luar model. Hasil pengujian statistic (uji t) terlihat dalam
persamaan berikut:
DACCi,t =
0,311 - 0,360 ACIND + 0,101 ACEXP+ 0,001 ACMEET – 0,002
ACCOMIT +0,032 B1G4 + 0,042 FINANCQ+ e
·
Pengaruh
Independensi Komite Audit terhadap Manajemen Laba
Dalam penelitian ini, pengaruh independensi
komite audit terhadap manajemen laba dihipotesiskan bahwa independensi komite
audit berhubungan negatif terhadap Discretionary Accruals (DACC). Seperti
yang tampak pada tabel 4.16, uji t menunjukkan nilai koefisien= -0,360dan nilai
p = 0,023 (p<0,05). Artinya, independensi komite audit secara signifikan
berpengaruh negatif terhadap Discretionary Accruals (DACC). Oleh karena
itu, dapat disimpulkan bahwa HI tidak dapat ditolak. Hal ini sesuai dengan hasil
penelitian Klein (2002) dan Xie et al. (2003). Kedua penelitian tersebut
menyatakan bahwa terdapat hubungan
·
Pengaruh
Keahlian Komite Audit terhadap Manajemen Laba
hasil uji t antara keahlian komite audit
dengan manajemen laba menunjukkan bahwa nilai koefisien = 0,101dan nilai
p=0,126 (p>0,05) artinya keahlian komite audit memiliki pengaruh positif
namun tidak signifikan terhadap Discretionary Accruals (DACC). Basil
penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian Xie et al. (2003) dan
Choi et al.
·
Pengaruh
Frekuensi Pertemuan Komife Audit terhadap Manajemen Laba
Hasil uji statistik t antara frekuensi
pertemuan komite audit dengan manajemen laba menunjukkan bahwa nilai p= 0,001
dan nilai p=0,880 (p>0,05) artinya frekuensi pertemuan komite audit memiliki
pengaruh positif namun tidak signifikan terhadap manajemen laba
·
Pengaruh
Komitmen Waktu Komite Audit terhadap Manajemen Laba
Hasil uji t antara komitmen waktu komite
audit dengan manajemen laba menunjukkan bahwa nilai p= -0,002 dan p=0,979
(p>0,05) artinya komitmen waktu komite audit memiliki pengaruh negatif namun
tidak signifikan terhadap manajemen laba.
·
Pengaruh
Reputasi Auditor terhadap Manajemen Laba
Hasil uji t antara reputasi auditor dengan
manajemen laba menunjukkan bahwa nilai = 0,032 dan nilai p=0,330 (p>0,05)
artinya reputasi auditor memiliki pengaruh positif namun tidak signifikan
terhadap manajemen laba.
E.
Kesimpulan
dan Saran
1.
Independensi
komite audit terbukti secara signifikan berpengaruh negatif terhadap tingkat
manajemen laba. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Klein.
2.
Keahlian di bidang akuntansi dan keuangan
seperti yang disyaratkan oleh regulator berpengaruh positif namun tidak
signifikan terhadap dengan tingkat manajemen laba. Hal ini menunjukkan bahwa
pembentukan komite audit yang berkompetensi di bidang akuntansi dan keuangan
hanya dilakukan hanya bersifat mandatory terhadap peraturan yang
berlaku. Selain itu, kurang jelasnya definisi financial literacy yang
harus dimiliki oleh anggota komite audit menyebabkan tiap perusahaan sampel
kemungkinan memiliki definisi yang berbeda dalam menentukan jumlah anggota
komite audit yang memiliki
3. Frekuensi pertemuan komite audit temyata
tidak efektif mengurangi tingkat manajemen laba. Hal ini disebabkan oleh
pembentukan komite audit dalam perusahaan hanya bersifat mandatory terhadap
peraturan yang ada. Selain itu, komite audit belum melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya secara maksimal sehingga fungsi dan perannya tidak efektif.
Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa pembentukan komite audit pada
perusahaan manufaktur belum mencapai kesuksesan dalam menjalankan peran
pengawasannya. Komitmen waktu yang dimiliki oleh komite audit berpengaruh
negatif namun tidak signifikan terhadap manajemen laba. Hal ini menunjukkan
bahwa komitmen waktu komite audit bukanlah elemen yang penting untuk dimiliki
oleh komite audit.
4. Menurut hasil penelitian, reputasi auditor
temyata berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap manajemen laba. Hal
ini disebabkan oleh alasan yang menyangkut subjektivitas auditor. Kemungkinan
terjadinya manajemen laba semakin besar jika auditor secara individual memiliki
integritas rendah sekalipun auditor tersebut berasal dari KAP Big-4.
5. Kebutuhan pembiayaan ekstemal secara
signifikan berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap manajemen laba.
Hasil ini searah dengan penelitian Becker et al.(1998). Namun, nilai
signifikansi yang diperoleh menunjukkan bahwa kebutuhan pembiayaan ekstemal
bukanlah merupakan faktor penting